
Advertisement

Mediasura - Kali ini mediasura memposting tentang 6 masalah kesehatan terbesar yang ada di Indonesia beserta cara menanggulanginya. Postingan ini dibuat oleh rekan Mediasura yang merupakan lulusan SKM. Hope you like it.
1. Kematian Ibu Akibat Melahirkan
Saat ini, angka kematian ibu ketika melahirkan sudah mengalami penurunan. Namun, jumlahnya tetap
masih jauh dari target yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas
pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai dan kondisi ibu hamil yang tidak
sehat, seperti hipertensi dan perdarahan postpartum.
Selain itu, kondisi
yang sering kali menyebabkan kematian ibu adalah penanganan komplikasi, anemia,
diabetes, malaria, dan umur yang terlalu muda. Untuk menanggulangi hal ini,
pemerintah tengah menggencarkan program pembangunan puskesmas, diiringi pula
dengan peningkatan kualitas pelayanannya. Serta program KB yang dicanangkan
juga digunakan untuk menurunkan angka kematian ibu.
2. Kematian Bayi, Balita, dan Remaja
Penyebab kematian utama pada bayi dan balita
adalah Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
Sedangkan untuk balita, penyebab kematian utama yang dialami adalah pneumonia
dan diare. Artinya, faktor lingkungan serta kondisi ibu sebelum dan selama
kehamilan sangat memengaruhi kondisi bayi. Maka dari itu, untuk menangani
tantangan ini pemerintah akan menciptakan langkah-langkah persiapan untuk calon
ibu, agar mereka benar-benar siap menghadapi kehamilan dan
persalinan.
Untuk remaja, penyebab kematian utama di samping kecelakaan
transportasi adalah DBD dan tuberkulosis. Umumnya ini disebabkan karena
penggunaan tembakau atau rokok. Untuk menanggulangi masalah ini,
pemerintah menetapkan pelaksanaan UKS yang diwajibkan di setiap sekolah untuk
mempromosikan masalah kesehatan. Prioritas program UKS adalah perbaikan gizi
usia sekolah, kesehatan reproduksi, dan
deteksi dini penyakit tidak
menular.
3. Masalah Gizi Buruk
Tidak
hanya masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan
yang harus ditangani dengan serius. Kondisi stunting (pendek)
sendiri disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh yang tidak tepat, sehingga
mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang secara maksimal, mudah sakit,
maupun berdaya saing rendah. Untuk mengatasi masalah stunting, pemerintah mengadakan program sosialisasi
kepada masyarakat agar dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu dan
anak. Pemerintah menetapkan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, terhitung
sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun.
4. Meningkatnya Penyebaran Penyakit Menular
Masalah penyakit menular juga
masih mendominasi dunia kesehatan Indonesia. Prioritas utama pemerintah adalah
membasmi HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, DBD, influenza, dan flu burung.
Indonesia juga masih belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyakit seperti
kusta, filariasis, dan leptospirosis. Strategi pemerintah dalam memberantas
masalah ini adalah dengan meningkatkan vaksin dan imunisasi, seperti polio,
campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus.
Strategi ini terbukti
ampuh, karena pada tahun 2014 Indonesia sudah dinyatakan bebas polio. Untuk
mengendalikan penyakit HIV/AIDS, pemerintah mengadakan sejumlah persiapan yang
mencakup tata laksana penanganan pasien, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan
(khususnya rumah sakit), dan laboratorium kesehatan. Selain itu, untuk
menurunkan tingginya risiko penyakit menular, pemerintah juga mengembangkan
Early Warning and Respons System (EWARS) atau Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR). Melalui sistem EWARS ini, diharapkan ada peningkatan dalam
deteksi dini dan respons terhadap peningkatan tren kasus penyakit
tertentu.
5. Meningkatnya Penyebaran Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular yang paling banyak
menyerang masyarakat Indonesia meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker,
dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Selain itu, jumlah kematian akibat
rokok juga terus meningkat. Strategi pemerintah dalam menanggulangi masalah ini
adalah dengan melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (Posbindu-PTM), sebagai upaya memonitor dan deteksi
dini faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat. Deteksi dini sangat
penting, karena sebagian besar masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa
dirinya menderita penyakit tidak menular. Oleh sebab itu, pemerintah juga
berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan program jaminan kesehatan seperti
BPJS.
6. Masalah Gangguan Jiwa
Berdasarkan data, lebih dari 14 juta jiwa
masyarakat Indonesia menderita gangguan mental dan emosional. Sementara itu,
lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa berat (psikotis). Masalah
gangguan jiwa di Indonesia berkaitan dengan masalah perilaku, dan sering kali
berujung pada kondisi yang membahayakan diri seperti bunuh diri. Dalam satu
tahun, terdapat 1.170 kasus bunuh diri dan jumlahnya terus meningkat. Untuk
menanggulangi hal ini, pemerintah memprioritaskan pengembangan Upaya Kesehatan
Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah puskesmas. Program
ini bekerja sama dengan masyarakat, untuk mencegah meningkatnya gangguan jiwa.