-->

6 Masalah Kesehatan Terbesar di Indonesia (Special Post)

- Thursday, May 03, 2018
advertise here
 InfoNegara



     Mediasura - Kali ini mediasura memposting tentang 6 masalah kesehatan terbesar yang ada di Indonesia beserta cara menanggulanginya. Postingan ini dibuat oleh rekan Mediasura yang merupakan lulusan SKM. Hope you like it.

      1. Kematian Ibu Akibat Melahirkan

Saat ini, angka kematian ibu ketika  melahirkan sudah mengalami penurunan. Namun, jumlahnya tetap masih jauh dari target yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai dan kondisi ibu hamil yang tidak sehat, seperti hipertensi dan perdarahan postpartum.

Selain itu, kondisi yang sering kali menyebabkan kematian ibu adalah penanganan komplikasi, anemia, diabetes, malaria, dan umur yang terlalu muda. Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah tengah menggencarkan program pembangunan puskesmas, diiringi pula dengan peningkatan kualitas pelayanannya. Serta program KB yang dicanangkan juga digunakan untuk menurunkan angka kematian ibu.

2. Kematian Bayi, Balita, dan Remaja

Penyebab kematian utama pada bayi dan balita adalah Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan untuk balita, penyebab kematian utama yang dialami adalah pneumonia dan diare. Artinya, faktor lingkungan serta kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan sangat memengaruhi kondisi bayi. Maka dari itu, untuk menangani tantangan ini pemerintah akan menciptakan langkah-langkah persiapan untuk calon ibu, agar mereka benar-benar siap menghadapi kehamilan dan persalinan.
Untuk remaja, penyebab kematian utama di samping kecelakaan transportasi adalah DBD dan tuberkulosis. Umumnya ini disebabkan karena penggunaan tembakau atau rokok. Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah menetapkan pelaksanaan UKS yang diwajibkan di setiap sekolah untuk mempromosikan masalah kesehatan. Prioritas program UKS adalah perbaikan gizi usia sekolah, kesehatan reproduksi, dan deteksi dini penyakit tidak menular.
3. Masalah Gizi Buruk
Tidak hanya masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani dengan serius. Kondisi stunting (pendek) sendiri disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh yang tidak tepat, sehingga mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang secara maksimal, mudah sakit, maupun berdaya saing rendah. Untuk mengatasi masalah stunting, pemerintah mengadakan program sosialisasi kepada masyarakat agar dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu dan anak. Pemerintah menetapkan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun.

4. Meningkatnya Penyebaran Penyakit Menular

     Masalah penyakit menular juga masih mendominasi dunia kesehatan Indonesia. Prioritas utama pemerintah adalah membasmi HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, DBD, influenza, dan flu burung. Indonesia juga masih belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyakit seperti kusta, filariasis, dan leptospirosis. Strategi pemerintah dalam memberantas masalah ini adalah dengan meningkatkan vaksin dan imunisasi, seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus.

     Strategi ini terbukti ampuh, karena pada tahun 2014 Indonesia sudah dinyatakan bebas polio. Untuk mengendalikan penyakit HIV/AIDS, pemerintah mengadakan sejumlah persiapan yang mencakup tata laksana penanganan pasien, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan (khususnya rumah sakit), dan laboratorium kesehatan. Selain itu, untuk menurunkan tingginya risiko penyakit menular, pemerintah juga mengembangkan Early Warning and Respons System (EWARS) atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Melalui sistem EWARS ini, diharapkan ada peningkatan dalam deteksi dini dan respons terhadap peningkatan tren kasus penyakit tertentu. 

     5. Meningkatnya Penyebaran Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Selain itu, jumlah kematian akibat rokok juga terus meningkat. Strategi pemerintah dalam menanggulangi masalah ini adalah dengan melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM), sebagai upaya memonitor dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat. Deteksi dini sangat penting, karena sebagian besar masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit tidak menular. Oleh sebab itu, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan program jaminan kesehatan seperti BPJS.
6. Masalah Gangguan Jiwa
Berdasarkan data, lebih dari 14 juta jiwa masyarakat Indonesia menderita gangguan mental dan emosional. Sementara itu, lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa berat (psikotis). Masalah gangguan jiwa di Indonesia berkaitan dengan masalah perilaku, dan sering kali berujung pada kondisi yang membahayakan diri seperti bunuh diri. Dalam satu tahun, terdapat 1.170 kasus bunuh diri dan jumlahnya terus meningkat. Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah memprioritaskan pengembangan Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah puskesmas. Program ini bekerja sama dengan masyarakat, untuk mencegah meningkatnya gangguan jiwa.

Advertisement advertise here
 

Start typing and press Enter to search