-->

Opini Pribadi Mediasura Tentang Ojek Online Indonesia

- Monday, February 19, 2018
advertise here
 InfoNegara
MSura - Opini Pribadi Mediasura Tentang Ojek Online Indonesia
sumber gambar : google image

     Mediasura - Sebelum membagikan opini, sebelumnya Mediasura memohon maaf apabila ada pihak yang tersinggung atau terganggu dengan postingan ini. Semua ini murni opini pribadi, no offense, dan pastinya tidak dibayar oleh pihak manapun. Jika memang ada yang merasa terganggu dengan postingan ini cukup request untuk penghapusan di contact saja.


     Semakin hari jumlah populasi manusia semakin banyak. Kurangnya lapangan pekerjaan membuat meningkatnya angka pengangguran setiap tahunya. Sebenarnya banyak alasan orang untuk menjadi driver ojek online, entah itu karena kebutuhan ekonomi maupun untuk mencari pengalaman baru. Tapi pasti kebanyakan karena kebutuhan ekonomi, ketatnya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadikan pekerjaan ojek online sebagai alternatif pekerjaan sebagian besar orang indonesia.

     Sebenarnya jika kita semua mau berpikiran terbuka, banyak sekali hidup orang yang tertolong dari teknologi ojek online ini. Selain praktis, bisa dijemput dan diantar kemana saja (tidak seperti transportasi umum yang mungkin harus jalan dulu untuk mendapatkan aksesnya), puluhan ribu atau mungkin ratusan bahkan jutaan pengangguran di indonesia dapat bekerja di aplikasi ini. Nafkah halal yang mereka cari untuk kebutuhan hidup, keluarga, kuliah, dll, semoga menjadi berkah.

     Nah balik lagi ke topik awal, Mediasura akan bahas 3 ojek online yaitu gojek, grab, dan uber. Untuk Go-Jek, aplikasi buatan anak bangsa ini terbilang sangat sukses mendominasi indonesia, dengan layanan lengkapnya seperti go-food, go-send, go-pay dll. Menurut beberapa sumber yang Mediasura temui Go-Jek tarifnya relatif lebih mahal sedikit, mungkin marginya 500-2000 perak lah ya dengan aplikasi lain. Tapi hal itu di imbangi dengan pelayananya yang cepat dari aplikasi lainya. Terbukti dari mendominasinya driver gojek diantara driver aplikasi lainya.

     Tapi sekarang susah daftar gojek bosku, karena tiap hari pasti ramai, atau kuota pendaftaran full. Gimana gak full kantornya buka jam 8 pagi tapi pendaftarnya rela antri dari jam 5 pagi tiap harinya. Yang artinya setiap hari armada gojek terus bertambah. Menurut Mediasura kebanyakan orang ingin daftar gojek karena tarifnya yang memang lebih tinggi, jadi lebih menguntungkan, ditambah dengan bonus uang yang didapat jika mencapai target poin perharinya.

     Yang kedua Grab, aplikasi asal Malasya ini juga tidak bisa dianggap remeh, mungkin tarif driver tidak sebanyak grab, tapi banyak driver yang datang untuk daftar karena target untuk mencapai bonus lebih kecil dari gojek. Bisa dibilang driver grab hanya fokus untuk mengambil banyak order untuk mendapat bonus. Pendaftaranya pun gak sepadat gojek ya, jadi kalau agan agan lelah kehabisan kuota melulu di gojek bisa coba alternatif daftar grab.

     Dan yang terakhir Uber, aplikasi asal California U.S.A. ini terkenal dengan armada mobil yang lebih murah. Tapi sayangnya tarifnya memang lebih murah ketimbang grab dan gojek, dan tidak ada bonus tambahan untuk driver. Uber sendiri memang hanya menyediakan ride sharing dan uber send. Untuk Uber Eatery (semacam go-food / grab food) aplikasinya terpisah. Kurang praktis sih menurut Mediasura.

     Disisi lain untuk promosi uber juga kurang banyak, tidak seperti kompetitornya gojek ke liga1 dan grab ke acara besar seperti idol. Tapi yang perlu digaris bawahi pendaftaran uber sangatlah mudah, bahkan bisa daftar lewat driver uber lain, Hal itu juga yang membuat beberapa driver uber tidak mengenakan seragam. Yang membuat aplikasi ini tetap mampu bersaing dengan gojek dan grab adalah tarifnya yang lebih murah, terutama untuk jarak dekat.

     Gak banyak yang Mediasura share, karena mediasura yakin setiap personal dari kalian memiliki teman yang bekerja dibidang ojek online. Intinya semua aplikasi ada kekurangan dan kelebihanya, semoga kedepanya banyak ide ide brilian seperti ini untuk mengurangi angka pengangguran sementara di indonesia. Kalau kamu menganggap menjadi driver ojek online itu enak, jangan salah gan, resiko buruk tetap ada dimanapun dan kapanpun. Contohnya mereka tidak didukung asuransi dari perusahaan, resiko kecelakaan kerja dijalan entah itu ditabrak, dibegal, maupun ditipu user, seperti yang kita dengar di media sosial mengintai kehidupan mereka sehari hari.

     Kami kira itu saja yang bisa di share, dan sekali lagi ini hanya opini tanpa menyudutkan atau menyalahkan pihak manapun, dan ini pertama kalinya Mediasura tidak posting berita atau cara menyelesaikan masalah. Mungkin ini juga postingan Mediasura yang tidak penting, tapi tiada tempat lagi untuk menceritakan opini kami selain di Mediasura. Terimakasih atas dukungan dan kunjungan kalian selama ini.
Advertisement advertise here
 

Start typing and press Enter to search