Mediasura - Baterai lithium-ion tak selalu cepat menyerap daya saat diisi. Ada kondisi tertentu yang memungkinkan listrik bisa lekas tersimpan, tepatnya ketika baterai sudah hampir kosong saat mulai diisi kembali.
Secara umum, sebuah baterai bisa menerima charging rate yang lebih tinggi saat sisa kapasitas dayanya sudah rendah, ketimbang masih tinggi
Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya sederhana saja. Baterai lithium-ion pada gadget modern dibekali mekanisme perlindungan terhadap overcharge alias kelebihan pengisian. Mekanisme ini diterapkan dengan cara memperlambat kecepatan charging saat kapasitas yang terisi sudah melewati batas-batas tertentu supaya pengisian daya bisa lebih mudah dihentikan ketika baterai sudah menjelang penuh.
Biasanya, fenomena di atas bisa diamati ketika baterai sudah
hampir full. Ketika kapasitas sudah berada di kisaran 90 persen, penambahan
persentase bakal berlangsung lebih lambat ketimbang sebelumnya.
Tentu, kecepatan pengisian baterai bergantung pula pada
faktor-faktor lain, seperti jenis smartphone dan kemampuan charger yang
dipakai. Sebuah ponsel dengan kapabilitas quick charge, misalnya, bakal
kesulitan mengisi baterai dengan cepat apabila dipasangkan dengan charger yang
tidak mendukung fitur serupa.
Advertisement